✘ Story Of My Life Part 1


Halo kawan, sudah lama aku gak nulis cerita pengalaman pribadi di bitácora ini, hehehe.
Gak kerasa saat ini aku udah mau ke semester 4 aja, padahal aku ngerasanya masih barusan kuliah,
Sebenarnya pengen sih kyk dulu lagi, bisa ngeblog, buat artikel tutorial, gambar gambar lagi, bisa maen bareng temen lagi, belajar ilmu baru dll. Tapi semenjak masuk kuliah, semua hal tersebut udah hampir gak pernah sama sekali.

“toh kamu kan masih semester 3, pasti disemester 1 2 gak terlalu sibuk sibuk amat,.”
“kenapa gak bisa main bareng temen lagi? “
“Kenapa gak gambar gambar lagi? “

Apa yang ada dipikiran kalian itu suatu hal yang wajar, sebenarnya bisa sih main sana sini, gambar gambar lagi, dan ngelakuin hal hal yang udah jadi rutinitasku sebelumnya, tapi waktu masih semester 1 2 aku kuliah sambil kerja, meskipun masih belum bisa membiayai kuliah sendiri, setidaknya aku udah jarang minta uang jajan lagi, cukup untuk uang bensin dan sekarang itu rasanya udah beda banget, udah males ngelakuin hal yang seperti itu lagi. Buat apa sih gambar, Buat apa sih main, kalau sendirian lebih tenang, lebih enak, ngapain harus rame rame,. Hahaha, nolep banget yak,.. :v

Itu semua pernah ada dipikiranku.

Oke, sekarang aku akan lanjut ke cerita yang ingin aku tulis disini, aku anak pertama dari keluarga sederhana, aku lahir dan besar dikota pahlawan. Meskipun hampir semua keluargaku orang madura, aku masih belum benar benar bisa berbahasa madura, tapi tetap ngerti apa yang mereka katakan.

Dari kecil, aku punya hobi menggambar, meskipun gak bagus bagus amat dan masih suka meniru, aku sangat suka dengan hal yang berhubungan dengan seni. Aku juga dikenal anak yang pinter diantara teman teman ku yang lain, dan saat SD juga pernah dapat beasiswa dari TV yang sekarang fokusnya nyiarin berita berita mulu, hehehe. 


Tapi aku ragu sama omongan mereka semua kalo aku pinter, kayaknya pada bohong, toh aku orangnya B aja, gak ada yang spesial dari seorang diriku, diliat dari segi nilai juga masih diantara rata-rata kkm. 


Oh ya, Dulu, waktu masih kecil, aku paling gak suka dibandingin dengan anak tetangga, si A (perempuan), tapi selalu saja emak terus²an bandingin aku dengan dia 

“iku lho, delok’en A belajar terus, gak blakra’an tok, mangkane pinter”.
(Itu lohh, lihat si A belajar terus, gak suka main, makanya pinter)

Ketika si emak bilang gitu, aku auto main sampe lupa waktu , gak pulang-pulang, biasanya main layangan di lapangan penjara koblen, atau bisa juga ke rental PS yang lokasinya agak jauh dari rumah. Tapi omongan emak itu bener, si A emang pinter, dan cukup famous di kampungku, dia juga pernah ikut audisi menyanyi di salah satu tv pada waktu itu, kalau gak salah bintang cilik atau idola cilik, entahlahh, aku lupa.

Pernah juga aku lewat depan rumahnya, aku melihat sebuah lemari yang didalam lemari kaca itu full dengan penghargaan dan aku pun berpikir, kapan ya aku bisa sepintar dia. 

Sejujurnya hal seperti itulah yang membuatku iri, keren lah pokoknya…


Semakin bertambahnya umur, terutama pada saat multitud volumen smp, semuanya berubah, aku udah mulai agak nakal, uang jajan yang harusnya buat sekolah, malah dibuat main warnet (game online), uang kembalian beli buku gak dikembalikan ke orang tua, hahaha,.

Tapi alhamdulillah nakalnya hanya sebatas itu, gak sampai ikut ikutan merokok, mabuk dan hal hal yang gak bener lainnya. kurang lengkap rasanya apabila dimasa-volumen sekolah tidak pernah ada cerita menyukai atau disukai seseorang :v


Di smp dulu ada anak yang suka denganku dan gak lama kemudian kita jadian, kita punya hobi yang sama, kesukaan yang sama, tapi yang membedakan diantara kita berdua adalah dia menjadi unggulan dikelas dan aku jauh dibawah grade dia, hmmm... 

waktu itu masih kelas 9, tapi bisa dibilang juga bukan pacaran,

aneh kan.

Pacaran iya, tapi enggak juga.

Pacaran gara-gara karena sering di cie-cie in/dicomblangin sama temen sekelas, akhirnya si dia jadi suka dan ngomong langsung lewat sms. pernah juga dia bawa makanan masakan dia sendiri, kalo gak salah dulu dia ngasihnya nasi goreng sosis, itu seingatku.

Tapi kalo dibilang pacaran, apa iya? kita dikelas cuma diam, hampir jarang ngomong, kita cuma komunikasi lewat sms aja, selebihnya hampir jarang komunikasi. Pokoknya beda deh sama temen temenku yang juga pacaran.

Dan pada akhirnya semuanya telah selesai hanya dalam 1 bulan saja,
itu pacaran apa paket internet bulanan, wkwkwk…

Sudahlah itu cuma segelintir pengalaman cinta monyet yang gajelas. :v

Memasuki kehidupan setelah lulus smp itu menjadi multitud-masa yang cukup berat. Pada waktu mau masuk sekolah ke sma/smk, aku merasakan dilema yang cukup berat, teman-teman baikku banyak yang masuk sekolah sma, dan aku juga ingin masuk ke sekolah sma, tapi waktu itu masih bingung dengan nilai yang cukup buruk dan pesimis bisa lolos sma negeri. Namun pada akhirnya pilihan terakhir ku adalah smk dan alhamdulillah masuk di SMKN 12 Surabaya, kebetulan sekolah disana fokus dibidang seni, dan barangkali itu cocok dengan apa yang selama ini aku suka.

Akan tetapi kesenangan itu gak bertahan cukup lama, pada saat akan dibukanya daftar ulang, kakak ku secara gak langsung melarangku untuk masuk kesana, alasannya karena terlalu jauh dari rumah dan dia juga tidak suka dengan jurusannya.

Kalau gini kan jadinya bingung, yang sekolah kan aku, tapi kenapa jadi dia yang nentuin, heran jadinya, tapi yaudahlahyaa, aku cuma bisa nurut omongan kakak dan orang tua pun setuju. Kemudian masuklah aku ke salah satu sekolah swasta disurabaya, dekat dengan rumah.

Selama 3 tahun aku sekolah di SMKS X Surabaya, apa yang aku dapat? Sejujurnya kurang mendapat apa-apa, karena mungkin juga faktor pergaulan dan lingkungan sekolah. Guru disana sudah bekerja sesuai dengan tugasnya (mungkin), namun disisi lain, muridnya suka cabut saat jam mata pelajaran dan itu hampir sekelas yang cabut.

Secara tidak langsung, lama kelamaan aku pun ikut dalam keburukan tersebut, toh walaupun tetap diam dikelas, pasti akan dipulangkan juga. Ketika pulang/cabut, apa yang dilakukan selanjutnya? Kebanyakan dari teman-teman yang lain kumpul-kumpul, entah kemana.

kalau aku sendiri langsung pulang, karena kalau main-main dulu, takut tercyduq pak satpol pp haha, dan juga kalau pulang ke rumah, pastinya orang tua akan bertanya, tapi alhamdulillah aku jawab jujur dan orang tua mengerti, memaklumi, terutama bapak,

"kenapa gak marah?"

Karena orang tua ku sebelumnya sudah tau pasti reputasi dari sekolah tersebut dan kalaupun marah, kenapa aku dulu disuruh masuk kesana, easy…

Disekolah smk ku dulu, semuanya laki-laki, kalau gak salah sekelas isinya ±20 siswa dan yang jadi teman baik cuma segelintir orang saja, gak lebih dari 7 orang, setelah lulus sekolah, 4 diantaranya lanjut ke pendidikan yang lebih tinggi lagi dan yang sampai saat ini masih sering main bareng cuma 2 orang saja, selebihnya sudah sibuk dengan kehidupannya masing-masing.

Dilema terberat setelah menentukan pilihan masuk smk adalah dilema ketika akan lulus dari smk, pada waktu itu, aku gak kepikiran sama sekali untuk kuliah, aku cuma berniat setelah lulus smk langsung bekerja, mengingat kedua orang tua ku yang sudah tua dan aku juga masih punya adik yang masih SD pada saat itu. Tapi ada guru yang menyarankan agar aku ikut SNMPTN waktu itu, dan okelah aku mencoba untuk mengikuti saran tersebut, tapi nasib berkata lain, aku belum waktunya lolos dan di PMDK pun juga, aku gak lolos :v

Padahal aku sangat berharap untuk lolos PMDK dan masuk ke PENS/Polinema.
Alasan kenapa aku dulu milih PENS adalah tentunya masih satu kota dengan tempat tinggal ku dan sudah menjadi kampus idaman ku sejak lama.

Kemudian alasan kenapa aku milih Polinema (Politeknik Negeri Malang), karena selain disurabaya, kota malang juga cocok untuk para mahasiswa, disana banyak kampus yang tebilang top dan ingin mengikuti jejak sepupu ku yang juga masuk polinema.

Setelah dua-duanya tidak ada yang lolos, kesempatan terakhirku adalah sbmptn, tanpa ada persiapan yang matang aku pun mendaftar sbmptn dengan satu orang teman ku, Dicky mirza namanya dan sudah biasa dipanggil Dick, maapkeun ya :v

Dulu cerita ini sudah pernah aku tulis difacebook, tapi sudah aku hapus, karena kecewa dengan suatu hal. Mungkin kalian akan mengetahuinya dikelanjutan cerita ini.
Oke, pada waktu pertama kali ikut SBMPTN rasanya campur aduk, takut, nervous, seneng dsb.
Aku berangkat dari rumah setelah sholat shubuh dan menjemput si Dicky yang memang saat itu ingin berangkat bareng.

Ujian dimulai pukul 7:30, dan sampai pukul 7 aku dengan si dicky masih muter-muter disekitaran masjid ITS, kita berdua seperti orang nyasar, karena dihari sebelumnya, kita gak mensurvei lokasi examen. Jadi pas waktu ujian kita berdua kebingungan mencari lokasinya. Sungguh bodohnya diriku.

Namun gak lama kemudian, si dicky sudah menemukan lokasi ujiannya, dan sekarang tinggal aku sendirian yang masih muter-muter, aku mencoba untuk tanya ke petugas yang ada disana, tapi penjelasannya malah bikin pusing dan sejujurnya, itu pertama kalinya aku ke ITS dan saat masuk lokasi ITS aku kebingungan dengan jalan disana, ditambah lokasinya juga sangat luas dan pada akhirnya ketemulah dengan lokasi ujianku.


Gedung baru Teknik Industri ruangan Lab Multimedia.

Tapi nasib buruk menimpaku kembali, examen yang harusnya sudah bisa dimulai tepat waktu, malah ada kendala teknis, system sering not responding dan tak kunjung membaik sampai pukul 10. pada akhirnya ujian semua peserta yang ada di Gedung baru Teknik industri batal, dan akan diikut sertakan kembali di gelombang kedua yang akan dilaksanakan jam 1 siang.

Waktu itu aku bingung dengan si dicky, kita kan berangkat bareng, sedangkan dia selesai ujian jam 1. Langsung aku chat/tlp dia dan bener juga, hpnya gak aktif, karena masih ujian.

Sekarang semua telah selesai , aku keluar dari ruangan sekitar jam 5 sore, dan mampir ke masjid untuk sholat dulu, kemudian langsung menuju kerumah si dicky untuk mengembalikan helm yang masih ada dimotorku dan berharap dia sudah ada dirumahnya. pas sudah sampai dirumahnya si dicky, alhamdulillah dia sudah pulang.


(pas waktu dirumah dicky)

“Hee dick, iki helm mu, awakmu mau balik’y numpak opo?” -Aku

(hee dick, ini helm mu, tadi kamu pulangnya naik apa?)

“aku mlaku njirr” -Dicky
(aku jalan kaki njirr)

Akupun terkejut dengan apa yang baru saja dikatakannya, jarak rumahnya cukup jauh dengan ITS,
Antara percaya gak percaya, yang terpenting aku sudah melihat dia pulang dengan selamat dan menyerahkan helm nya, kemudian pulang.

Dihari itu aku bener-bener lelah, karena bukan hanya fisik, pikiran pun sama, pergi pagi sampai rumah lagi jam 7 malam. Tapi dibalik itu semua ada banyak pengalaman yang sudah aku dapatkan.
Sekarang SBMPTN’17 sudah terlewati dan aku tinggal menunggu hasilnya akan seperti apa.

Dan hasilnya sudah seperti yang aku duga, aku gak lolos. Tapi waktu itu aku gak terlalu memikirkan hal itu, karena memang dari awal sudah kurang persiapan, dan bahkan gak belajar soal-soal sbmptn sama sekali. Okelah, belum saatnya aku kuliah ditahun ini.

Belum ada Komentar untuk "✘ Story Of My Life Part 1"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel